Rabu, 20 Oktober 2010

catatan seorang teman

ini dia, catatan seorang teman yang berinisial RI dan membuat gw geleng2 kepala... silahkan disimak :

Pagi hari di parkiran motor St. Gambir, banyak pengemis anak-anak. salah satunya pengemis usia 7 thn-an (mgkn msh SD) cekcok dengan pengemis yang badannya jauh lebih gede (mgkn SMP usia 12 thn-an). Karena kalah fisik, si anak SD ini kemudian mengambil sebuah PAVING BLOCK dan dilemparkan ke arah muka si anak SMP (gila, paving block seukuran sepatu futsal dilempar tepat ke arah muka, kalo kena pasti bikin gigi rontok) . Untungnya si anak SMP bisa menangkis paving block tersebut sehingga mukanya nggak hancur. Sebagai balasannya, si anak SMP mencekik si anak SD dan membantingnya. Parahnya tidak ada satupun orang dewasa yang melerai mereka, soalnya banyak preman janghed di situ. Pesan yang ingin disampaikan: HIDUP ITU KERAS BUNG!!!!

Malam hari pas ngambil motor yang dititipin sedari pagi di stasiun Gambir, terheran-heran karena ternyata parkiran motor di stasiun sudah dikapling-kapling oleh gelandangan dan pengemis. Tiap pengemis ternyata sudah memiliki "kamar" masing-masing yang seukuran tiga kapling motor. Jadi bayangkan di sela-sela motor yang diparkir di situ ada kaki pengemis yang lagi selonjor. Kalau majuin motor liat depan biar gak menggilas kaki si pengemis itu. Pengemis itu beralas tidur karton kardus dan memakai selimut (sebenarnya bukan selimut, tapi selendang batik tipis). Bayangkan kontrasnya dengan mereka di belahan bumi lain yang tidur di dalam kamar tidur mewah ber-AC, kasurnya empuk, pake piyama halus, plus selimut tebal. Pesan yang ingin disampaikan: HIDUP ITU KERAS BUNG!!!!

Supply dan demand
Jadi membayangkan, kalau diibaratkan orang yang meminta-minta (gelandangan dan pengemis) di stasiun dianggap sebagai demand (D). Dan orang-orang baik yang mau mendermakan uangnya sebagai supply (S). Ekuilibrium/keseimbangan akan terjadi pada saat jumlah orang yang mau&mampu memberi (S) sama dengan jumlah orang yang mau menerima (D). Misalnya, pada tingkat harga sedekah sebesar Rp 1000, jumlah penderma dan pengemis seimbang pada jumlah 100 orang, gambar kurvanya mungkin kayak di bawah ini.

Ketika misalnya 40 penderma berubah jadi pelit dan tidak mau lagi memberi, maka kurva supply bergeser ke kiri dan sekarang -dengan harga sedekah tetap Rp 1000- jumlah penderma (S) berkurang dari 100 menjadi 60 orang. Karena harga sedekah tidak naik (tetap Rp 1000), maka dampaknya adalah jumlah pengemis>jumlah penderma (demand > supply) atau bahasa jawanya excess demand. Sekarang ada selisih sebanyak 40 orang pengemis (D) yang tidak mendapat kucuran dana dari penderma. Biasanya alternatif kebijakan untuk mengatasi gap/selisih ini adalah pemberian subsidi, tapi kalau ingin agar jumlah pengemis berkurang, maka jangan diberi subsidi, biar saja 40 pengemis itu pindah dan mencari pekerjaan baru. HIDUP ITU KERAS BUNG!!!!

Kalau para pengemis pindah, maka kurva demand akan bergeser ke kiri (seperti gambar di bawah) dan akhirnya terbentuklah ekuilibrium yang baru yaitu pada tingkat harga sedekah sebesar Rp 1000, jumlah penderma dan pengemis seimbang pada jumlah 60 orang (berkurang dari sebelumnya).